Last updated: 29 December 1998
3Dfx - 3Dlabs - ATI - Cirrus Logic - Intel - Matrox - NEC - Number Nine - NVIDIA - Rendition - S3 - SGS-Thomson - Texas Instruments - Videologic
Kepuasan menikmati tampilan sebuah game ditentukan selain oleh prosesor/CPU juga oleh kemamampuan kartu akselerator grafis. Anda mutlak memerlukan akselerator grafis yang berkemampuan 3D untuk menikmati permainan secara optimal. Saat ini dipasaran beredar berbagai jenis akselerator grafis yang berkemampuan 3D, dengan penggunaan chipset yang beragam pula. Mulai dari yang harganya rendah seperti akselerator yang berbasis chipset S3 Virge, Cirrus Logic, SiS sampai pada yang harganya selangit seperti pada akselerator Revolution 3D yang berbasis chipset T2R dari Number Nine. Tentu sulit menemukan satu yang sesuai harga, kemampuan, dan juga kualitas tampilannya diantara sekian banyak akselerator grafis 3D yang beredar. Melalui tulisan ini saya akan mengajak anda mengenal lebih dekat inti -chipset- dari beberapa kartu akselerator grafis yang dijual dipasar.
Mengenai chipset-chipset 3D terbaru saat ini dapat dilihat di 11 today's and tommorrow's Latest 3D Graphics Accelerator Chips
Penggemar berat game-game 3D terbaru pasti tidak asing lagi dengan yang namanya 3Dfx Voodoo, salah satu chipset 3D dari 3Dfx ini. Kemampuannya sangat luar biasa dalam game-game 3D baik dengan Direct3D maupun OpenGL apalagi dengan Glide. Kualitas gambar yang dihasilkan chipset ini boleh dikatakan sangat fantastik indahnya. Kualitas gambar dari Voodoo dulu menjadi standar dalam dunia gaming, dapat dilihat dari begitu melimpahya game-game dan berbagai aplikasi grafis 3D (termasuk untuk emulator Playstation) yang ditulis secara khusus untuk memanfaatkan kemampuan 3D chipset Voodoo menggunakan bahasa proprietary 3Dfx Glide. Sayangnya chipset Voodoo Graphics sama sekali tidak dapat melakukan percepatan 2D (3D-only), sehingga kartu akselerator yang berbasis Voodoo Graphics hanya dapat ditemukan dalam bentuk kartu 3D upgrade yang terpisah, pendamping kartu akselerator 2D/3D anda yang lama. Chipset Voodoo Graphics khusus hanya menangani percepatan 3D tidak menyatu seperti kebanyakan chipset 3D/2D lainnya. Voodoo Rush merupakan versi lain chipset Voodoo yang digunakan untuk solusi 2D+3D dalam satu card combo seperti pada Intense 3D dan Stingray 128 yang menggunakan chipset Voodoo Rush dengan chipset 2D dari Alliance. Jangan mengira Voodoo Rush sama saja dengan Voodoo Graphics, kenyataannya performance Voodoo Rush masih dibawah Voodoo Graphics (apalagi dengan Pentium II), walau dengan image quality yang sama. Selain itu Rush tidak punya kompatibilitas yang sama baiknya dengan Voodoo Graphics dalam game-game tertentu. Pada umumnya kartu add-on 3D berbasis Voodoo Graphics hanya dilengkapi memori video 4MB (kecuali Canopus Pure3D) jadi game-game 3D hanya dapat dimainkan maksimum pada resolusi 640x480 saja, agak mengecewakan!!
Chipset Voodoo2 yang digunakan misalnya pada kartu 3D Blaster Voodoo2 dan Monster 3D II merupakan chipset Voodoo generasi kedua yang menjanjikan 3X lebih cepat dari Voodoo Graphics, plus kualitas gambar yang lebih baik dibanding Voodoo, berkat penggunaan 2 texture processor Texelfx2 memungkinkan single pass dual texture per pixel untuk menciptakan beberapa special effect (seperti di Quake II) secara lebih cepat. Voodoo2 sekarang juga punya maksimum resolusi 3D yang lebih tinggi, sampai 800x600 dengan hampir tanpa penurunan kinerja, dan penggunaan memory video sampai 12MB. Saking cepatnya, pada game 3D yang "normal" Voodoo2 mampu menyelesaikan tugas-tugas grafisnya lebih cepat daripada data yang dapat diproses dan dikirimkan oleh CPU, artinya kartu grafis dengan Voodoo2 yang harus menunggu untuk mendapat supply data geometris dari CPU, bukankah ini menakjubkan??? Yang terjadi biasa pada chipset-chipset lainnya adalah sebaliknya, CPU yang menunggu, bukan chipset grafis yang menunggu. Pentium II 300 pun masih kurang powerful untuk menunjukkan performa maksimum -frame rate- dari kartu dengan chipset Voodoo2. Hanya Pentium II >333 ataupun AMD K6-2 yang cukup powerful untuk memaksimalkan Voodoo2. Voodoo2 dengan konfigurasi SLI (Scan Line Interleaving = 2 kartu Voodoo2 yang saling dihubungkan dengan kabel loop) memberikan performa tertinggi di pasar gaming 3D dengan platform PC saat ini. Sangat tepat bila dua buah kartu akselerator Voodoo2 yang dihubungkan dengan kabel ini (SLI) mendapat gelar"state of the art 3D gaming" saat ini.
Spesifikasi teknis:
3Dlabs boleh dibilang pemain besar dipasar grafis workstation high-end, dengan keluarga chipset GLINT, yang berkinerja sangat tinggi, apalagi setelah pada akhir 1998 mencaplok perusahaan Dynamic Pictures yang terkenal dengan kartu grafis Oxygen untuk pembuatan film-film Hollywood. Untuk pasar mainstream, 3Dlabs memiliki keluarga chipset Permedia. Kemampuan openGL chip yang satu ini superior, diatas semua chipset yang dibahas disini (kecuali GLINT), tapi performance D3D-nya biasa saja atau malah cenderung agak payah dibanding chipset baru lainnya misalnya Intel740. Kualitas gambarnya cukup baik walaupun ada sedikit masalah dengan filtering dan dithering yang menyebabkan tekstur pada tampilan game 3D terlihat agak blocky/kotak-kotak. Kartu akselerator berbasis chipset Permedia 2 sangat tepat bagi profesional yang menginginkan performa 2D tercepat dibanding chipset lain yang sekelas harganya, dan performa openGL terbaik untuk aplikasi serius, bukan untuk GAME!!. Pada game-game openGL dibawah Windows 95/98 seperti GLquake, Quake II, Sin, Hexen II, dsb, performa Permedia 2 sangat lemah, dengan frame rate kurang dari 50% yang mampu dihasilkan Intel740. Satu hal lagi yang penting kartu akselerator dengan chipset Permedia 2 kurang bagus untuk digunakan pada CPU yang lemah, Pentium II adalah yang paling cocok untuk dipasangkan bersama Permedia 2. Pecinta game sebaiknya tidak menjatuhkan pilihannya pada Permedia 2, karena kualitas tampilan 3D nya yang masih kurang sempurna, dengan speed yang juga kurang utuk menikmati game-game 3D secara maksimal.
Spesifikasi teknis:
ATI mempunyai banyak sekali varian dari keluarga chipset Rage. Yang banyak digunakan saat ini adalah 3D Rage Pro Turbo (Rage Pro Turbo = Rage Pro + Turbo driver dari ATI) seperti dipakai pada kartu akselerator seri XPERT dan pada banyak motherboard dengan VGA on-board. Chipset Rage Pro menghasilkan kualitas gambar 3D yang sangat baik, nyaris tanpa cacat. Walau demikian beberapa sumber di Internet menyebutkan bahwa chipset Rage Pro punya sedikit masalah tampilan (kurang kompatibel) dengan beberapa game dibawah Direct3D Win95/98. Secara umum kecepatannya dalam game Direct3D cukup memuaskan, Rage Pro menempel ketat dengan chipset Riva 128, yang tercepat. Bagaimana dengan kemampuan 2D nya? bagus, tapi masih kalah dari chipset Permedia 2 yang merupakan chipset tercepat (setelah T2R) dalam 2D.
Spesifikasi teknis:
Kartu akselerator 3D pengguna chipset Laguna CL-GD5464 (PCI) dan CL-GD5465 (AGP) ini tidak terlalu banyak dan kurang begitu populer, oleh karenanya data yang tersedia juga sangat minim. Yang jelas chipset Laguna ini punya beberapa problem dengan driver atau mungkin hardware-nya, mulai dari hilangnya beberapa fungsi 3D, sampai dengan kesalahannya dalam melakukan mapping tekstur. Entah bagaimana dengan performanya, Laguna sebagai satu-satunya chipset 3D mainstream yang mendukung memory dari Rambus (RDRAM) yang diklaim sangat cepat, tapi hal ini tidak membuat performance 2D-nya menjadi baik, malah cederung payah, lebih lambat dari Rendition Verite V2100.
Spesifikasi teknis CL-GD546X
Pasti banyak dari antara kita yang mengenal kartu grafis Millennium-nya Matrox, dulu kartu grafis ini sangat terkenal karena performa dan kualitas tampilannya yang sangat tinggi (sampai sekarang pun masih demikian), membuatnya menjadi pilihan utama bagi profesional grafis yang memiliki monitor high end ukuran 21", 24", 25". Millenium (II) mampu menampilkan true color pada resolusi maksimum (1920x1080), dengan refresh rate yang tinggi, sayang dukungan 3D dari Millenium sangat minim. Sedangkan adiknya Matrox Mystique (220) ternyata cukup mengecewakan harapan banyak orang, performa 3D-nya tidak terlalu menonjol, diatas S3 Virge (dengan kualitas gambar lebih buruk) tapi masih dibawah ATI Rage, yang paling parah adalah tampilan 3D dari Mystique yang sangat buruk karena tidak didukungnya feature kunci pada D3D, bilinear filtering (untuk menghaluskan gambar 3D), termasuk juga feature fog, Walau demikian Mystique mempunyai kelebihan yaitu pada performa 2D-nya yang cukup baik, diatas ATI Rage.
Spesifikasi umum:
Tidak banyak data mengenai chipset PowerVR hasil kerjasama NEC dan Videologic ini. PowerVR dapat juga digunakan sebagai kartu add-on 3D-only seperti chipset Voodoo Graphics maupun pada kartu combo 2D/3D seperti Voodoo Rush, contohnya Videologic Apocalypse 5D yang berchipset PowerVR + Tseng ET6100. Anda akan butuh CPU bertenaga besar bila mau bermain game dengan menggunakan PowerVR, minimum P166 bandingkan dengan minimum P90 pada Voodoo. Dengan tenaga besar sekalipun (P2) performance 3D-nya masih dibawah chipset Voodoo Graphics yang digunakan pada kartu 3D add-on juga. Bahkan pada beberapa game 3D performance-nya kalah dari chipset combo 3D+2D (yang lebih murah) seperti Permedia 2 dan RIVA 128. Dibandingkan dengan kombinasi chipset Voodoo + Glide-nya, game-game yang dikembangkan khusus untuk PowerVR + API (Application Programming Interface) PowerVR SGL sangat sedikit jumlahnya, umumnya banyak yang berasal dari Jepang. Tapi game yang dibuat khusus dengan API yang proprietary ini punya tampilan dan speed yang lumayan. Selain itu chipset PowerVR lemah dalam hal kompatibilitas dengan beberapa game D3D, terlihat beberapa feature dari spesifikasinya yang tidak umum (proprietary). Feature-feature proprietary yang ternyata kurang begitu populer ini membuat kualitas image 3D PowerVR kurang begitu bagus bila menggunakan "bahasa" (API) standar Direct3D karena ketidak kompatibelannya. Yang jelas performance, image quality, dan kompatibilitas dari PowerVR masih kalah jauh dibanding akselerator berbasis Voodoo Graphics/Rush saingannya.
Spesifikasi umum PowerVR PCX1
Revolution 3D yang menggunakan chipset T2R dengan arsitektur 128-bit disebut-sebut sebagai world's fastest 2D performance, pernyataan #9 memang tidak salah, dalam pengujian oleh Tom's Hardware terbukti Revolution 3D mempunyai performa 2D yang tertinggi terutama dalam resolusi tinggi dan true color, dengan ketajaman tampilan 2D-nya bersaing dengan akselerator Millenium II walau demikian Millenium masih lebih bagus. Sayang performanya dalam 3D tidak sehebat performa 2D-nya. Speed 3D dari Revolution 3D tidak bagus dalam game 3D cenderung unplayable, ditambah 3D image quality yang sedang tapi setidaknya jauh lebih cepat dan bagus (3D) daripada Matrox Millenium II yang harganya hampir sama. Dulu harga kartu Revolution 3D ini cukup mahal sehingga kartu ini lebih menarik bagi para profesional di bidang grafis, tidak untuk gamer, tapi setelah #9 mengeluarkan Revolution IV, harga dan video RAM dari Revolution 3D dipangkas (saat ini tersedia konfigurasi 4MB WRAM), sekarang dengan harga barunya Revolution 3D menjadi cukup menarik dan patut dipertimbangkan. Chipset lain dari #9 adalah keluarga chipset Imagine 128 yang menawarkan support 3D yang sangat minim, tapi dengan performance 2D yang top juga.
Spesifikasi teknis Ticket to Ride & Imagine 128 Series 2
Sebelum Voodoo2 muncul dipasaran, akselerator 3D dengan chipset RIVA 128 adalah akselerator yang tercepat dalam Direct3D Windows95, membuatnya dijuluki "Direct3D King". Hal ini disebabkan karena RIVA menggunakan D3D langsung sebagai API-nya, artinya akselerator berbasis chipset RIVA 128 tidak perlu penterjemahan (konversi) perintah-perintah D3D ke dalam format bahasa native yang dapat dimengerti oleh chipset, sehingga dapat mempercepat waktu pemrosesan image. Direct3D adalah bahasa native dari chipset RIVA 128, seperti halnya Glide pada Voodoo. Meskipun tercepat dalam D3D tapi RIVA 128 punya kelemahan besar dalam kualitas tampilan 3D-nya. Game-game 3D yang dimainkan pada RIVA 128 tampak kurang memuaskan tampilannya (3D cepat tapi kurang bagus gambarnya), dibandingkan dengan chipset-chipset baru lainnya. Selain itu kelemahan lainnya adalah akselerator dengan RIVA 128 hanya bisa menggunakan memori video tidak lebih dari 4 MB, ini menyebabkan game-game 3D tidak dapat dimainkan pada resolusi lebih dari 800x600 (max 960x720, jarang terpakai). Dengan graphics engine 128-bit, RIVA 128 mampu memberikan performance 2D cukup baik, apalagi mengingat target dari chipset ini adalah untuk pasar gamimg.
RIVA 128ZX adalah penyempurnaan dari RIVA 128, dengan perbaikkan disana-sini seperti RAMDAC yang lebih tinggi (250MHz sebelumnya 230) agar max refresh rate lebih tinggi, TV flicker filter (menunjang implementasi TV/video output yang lebih baik), dukungan terhadap mode AGP 2X (sebelumnya 1X), dukungan DVD, video in/out yang disempurnakan, penyempurnaan minor dalam hal 3D image quality dan yang paling penting adalah penggunaan memori video sampai 8MB, sehingga game-game 3D dapat dimainkan sampai dengan resolusi 1280x1024. Kelemahan utama RIVA yaitu kualitas image 3D, pada RIVA ZX hanya mengalami sedikit perbaikan (bug fix). Ditambah dengan perbaikan driver diharapkan performance dan kualitas tampilan 3D RIVA ZX dapat menjadi lebih baik.
Spesifikasi teknis RIVA 128
File-file pdf dibawah dapat dilihat dengan
menggunakan Adobe Acrobat 3.0/lebih tinggi yang dapat anda download gratis!! dari Adobe.
Nama Rendition sepertinya tenggelam oleh nama besar NVIDIA dan 3Dfx penghasil chipset 3D yang sangat populer RIVA dan Voodoo. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya pabrikan pembuat kartu grafis yang sudah/akan membuat akselerator dengan chipset Verite. Chipset Verite dari Rendition sebenarnya cukup bagus. Chipset Verite V2x00 terkenal mampu menghasilkan tampilan 3D kelas atas yang sangat bagus, dan dengan speed yang cukup baik. Bagi pemilik sistem dengan socket 7 (CPU-CPU diluar Pentium II dan Celeron) chipset Verite merupakan pilihan terbaik kedua setelah Voodoo Rush. Sayang Verite V2x00 kurang cocok untuk digunakan pada sistem dengan Pentium II, karena kemampuannya sudah mencapai paling maksimal pada CPU non Pentium II, hal ini membuat penggunaan V2x00 pada Pentium MMX 233 akan menghasilkan frame rate yang tidak jauh berbeda walau CPU diganti dengan Pentium II-300. Bila dibandingkan dengan RIVA 128, Verite 2x00 menghasilkan image 3D yang jauh lebih bagus, walau dengan speed yang lebih rendah, Dibandingkan lagi dengan Voodoo Rush, Verite 2x00 dapat menghasilkan image quality yang tidak kalah baiknya, malahan dengan CPU Pentium MMX, Verite 2x00 dapat mencapai speed yang lebih tinggi daripada Voodoo Rush. Berkebalikan dengan performa dan kualitas 3D-nya, chipset Rendition Verite V1000 atupun V2x00 terkenal dengan performa dan kualitas 2D-nya yang payah dan dibawah rata-rata chipset-chipset 3D/2D baru yang beredar saat ini.
Spesifikasi teknis:
Selama tahun 1997 di Amerika nama S3 sempat menghilang di antara pembuat chipset grafis 3D yang lain, karena S3 tidak punya chipset grafis 3D yang menonjol, padahal dulu S3 adalah pemain besar dipasar chipset grafis (ingat S3 Trio/Vision/ViRGE). Di Indonesia dan negara berkembang lainnya, keluarga chipset ViRGE dari S3 akhir-akhir ini sangat populer, karena banyaknya akselerator berbasis chipset ini yang dijual dengan harga yang sangat-sangat murah. Sayangnya harga murah diikuti juga oleh kualitas yang payah, akselerator berbasis keluarga chipset ViRGE hampir semuanya punya masalah yang sama yaitu tidak berfungsinya beberapa feature kunci Direct3D Win95/98 misalnya MIP-mapping, alpha blending (tidak lengkap), dsb. Padahal spesifikasi teknis yang dikeluarkan S3 menyebutkan bahwa chipset keluarga ViRGE mampu melakukan MIP-mapping, alpha blending? Hal ini membuat banyak sekali game 3D di Windows 95/98 tampak buruk (berkotak-kotak hitam, putih, atau warna-warni kacau), sangat mengecewakan sekali. Kalau dibandingkan tampilan grafis 3D-nya dengan chipset ATI 3D Rage (pada ATI 3D Xpression) dengan harga hampir sama dengan kartu berchipset ViRGE seperti Diamond Stealth 3D 2000, STB Nitro, dsb, tampilan 3D ATI Rage jauh lebih baik daripada ViRGE. Tampilan payah tapi kalau disertai speed yang lumayan mungkin masih bisa ditolerir (seperti halnya RIVA), tapi pada ViRGE tampilan 3D yang megecewakan masih ditambah pula dengan speed yang juga payah. Baru mulai dari ViRGE/DX speed 3D-nya menjadi sedikit lebih baik, tapi masih pelan. Performance 2D dari akselerator berbasis ViRGE cukup lumayan, sayang masih dibawah Mystique 220.
Trio3D adalah chipset "payah" dan "mengecewakan" terakhir yang dikeluarkan oleh S3, selain itu Trio3D adalah chipset S3 pertama yang 128-bit (Savage3D adalah yang kedua). Sayang bus 128-bit ini tidak banyak membuat perbedaan dalam hal performance 3D, seperti juga keluarga chipset ViRGE, Trio3D menghasilkan frame rate dalam berbagai game direct3D hanya <10fps, pada kecepatan seperti ini akan sangat sulit memainkan game-game 3D dengan nyaman (unplayable). Sisi baik dari Trio3D dibanding keluarga ViRGE adalah, setidaknya sekarang Trio3D mampu melakukan alpha blending lebih sempurna daripada ViRGE, sehingga dapat menghasilkan 3D image yang lebih bagus. Selain itu akibat penggunaan bus 128-bit performance 2D-nya meningkat menjadi cukup baik, apalagi mengingat chipset ini harganya sangat murah.
Spesifikasi teknis:
You are reader number